Kalau ada yang bertanya mamaku sosok seperti apa, akan aku jawab dia seorang wanita yang kuat dan pekerja keras. Sejak pertama kali aku mulai bisa mengingat, mamaku selalu bekerja. Ketika kami, anak-anaknya, mulai sekolah, dia juga bekerja, berangkat pagi, pulang siang. Mama tidak seperti ibu teman-temanku umumnya, yang mengerumuni tukang sayur di pagi hari, memasak buat anak-anak dan suaminya, menyambut anak-anaknya pulang sekolah. Mama tidak bisa memasak.meskipun demikian, Sesekali ketika libur, dia memasak untuk kami, tetapi masakannya tidak enak.
Ketika aku dan saudara-saudaraku telah menyelesaikan studi di perguruan tinggi, dan sudah bekerja, mama tetap bekerja. Saat ini mama sedang menanti cucu ke-4nya, dan dia masih menjalani rutinitasnya, berangkat pagi, mengajar anak-anak kelas 3 di sebuah sekolah dasar negeri, tempatnya mengebdikan diri selama lebih dari 25tahun terakhir ini.
Ada hal yang berbeda dari mama akhir-akhir ini. Sekarang,hampir setiap pagi dia berbelanja di tukang sayur. Setiap sore, dia memasak makan malam. Bahkan di setiap hari libur, ketika aku dan saudara-saudraku berkumpul, mama akan memasak dengan sukacita. Hal yang membuat aku terenyuh, karena dulu sekali, aku juga pernah berharap bisa menikmati masakan mama setiap hari, seperti teman-temanku menikmati masakan ibunya.
Masakan mama masih kurang sedap, tapi buatku itu adalah masakan paling special, paling enak dan akan selalu aku rindukan.
Mama adalah istri yang sangat mengabdi pada suaminya, ibu yang sangat mencintai anak-anaknya, dan nenek yang lembut pada cucu-cucunya, serta manusia yang mencintai pekerjaannya. Mama adalah wanita yang kuat, tabah, hebat dan menginspirasi. Mama, you’re my truely inspiration.
Oleh Luh Chitra Sasanti